Menabung Rindu Untuk Kota Mekah dan Madinah
21.02.00Pic by: Abby Onety |
Ya Allah, rumah ini adalah rumah-Mu,
aku ini hamba-Mu anak hamba-Mu yang lelaki dan anak hamba-Mu yang perempuan. Engkau telah membawa aku di dalam hal yang
engkau sendiri memudahkan untukku sehingga engkau jalankan aku ke negerimu dan
engkau telah menyampaikan aku dengan nikmat-Mu juga, sehingga engkau menolong
aku untuk menunaikan ibadah. Jika tidak,
maka tuntaskan sekarang sebelum aku jauh dari rumah-Mu ini. Sekarang sudah waktunya aku pulang. Jika engkau ijinkan aku dengan tidak menukar
sesuatu dengan engkau (Dzat-Mu) ataupun rumah-Mu tidak benci pada-Mu dan tidak
juga benci pada rumah-Mu
Mekah dan Madinah!, itulah jawaban saya jika ada yang bertanya
tentang kota atau tempat istimewa yang selalu ingin ku-kunjungi. Mekah dan Madinah adalah kota yang paling
istimewa diantara semua kota atau tempat yang pernah saya jejaki. Kenapa saya begitu keukeh ingin selalu
kembali ketempat istimewa ini? yuuk... simak kisah perjalanan saya berikut ini
yaa..
Berjalanlah
agar lebih banyak tahu apa yang terjadi diluar sana. Buktikan sendiri, benar tidaknya apa yang
dikatakan orang. Berjalanlah untuk mengerti hidup yang lebih
bijaksana, seperti kata bijak, “dunia itu seluas langkah kaki, jelajahilah dan
jangan pernah takut melangkah. Hanya dengan itu kita bisa mengerti kehidupan
dan menyatu dengannya”.
Sebuah perjalanan akan mengukir berjuta cerita, menyisakan kepingan
kenangan pada setiap destinasi. Lalu,
suatu hari kelak, kepingan kenangan itu akan menjadi sejarah hidup yang tak
bisa tergantikan oleh apapun juga. Seperti perjalanan religi yang saya lakukan di bulan Desember 2017 kemarin,
itu adalah sebuah perjalanan yang teramat sangat sangat
indah, Masya Allah, ada kebahagian tak terkira yang tak mampu kuukir dengan
kata-kata (saya bahagia).
Perjalanan ini, membuka mata dan hati saya tentang kehidupan dunia, bagaiamana seharusnya
manusia bertindak dalam hubungannya manusia dengan manusia, manusia dengan
lingkungan, dan manusia dengan Tuhannya.
Perjalanan
kali ini tidak seperti biasanya, begitu istimewa. Saya banyak mendapat support dari keluarga, teman, dan sahabat. Berangkat ke bandara, saya diantar 6 mobil (Wow banget kan yaak... hahahaa). Awalnya
saya protes dan tidak mau diantar, maunya
seperti proses berangkat saya sebelum-sebelumnya saat melakukan traveling ke
tempat-tempat yang berbeda. Tapi semua
balik protes ke saya, karena ini adalah perjalanan ibadah, perjalanan religi,
perjalanan yang menuai banyak keberkahan sehingga banyak yang turut bersyukur
dan merasakan kebahagiaan, “begitu
katanya”.
Masya
Allah, perjalanan ini begitu indah. Bagaimana
tidak, mulai dari persiapan hingga menginjakkan kaki di King Abdul Aziz
Airport, alhamdulillah semua dimudahkan.
Proses keberangkatan pun dimajukan dari jadwal yang sebenarnya. Sebelumnya saya dijadwalkan oleh pihak travel
berangkat pada bulan Februari 2018, tetapi
tiba-tiba saja dimajukan ke bulan Desember 2017. Alhamdulillah.......
Teringat
sujud pertamaku di Mesjid Nabawi, dengan segala kepasrahan diri di bawah
linangan airmata, terucap syukur karena telah diberikan kesempatan menginjakkan
kaki di kota tempat Hijrahnya Rasulullah Muhammad SAW. Sebuah anugerah yang luar biasa bisa bertamu di
rumah dan ziarah ke makam Nabi. I’ve got a new power yang terpatri dalam
jiwa dan ragaku, setelah bersujud di hadapan makam Rasulullah.
Datang
dan pergi, adalah suatu fenomena kehidupan yang diyakini pasti terjadi. Ada yang datang lalu pergi. Seperti saat ini, tinggal hitungan jam, saya
akan meninggalkan tanah haram Mekah.
Kalimat
pembuka tulisan diatas, adalah doa berpamitan di depan Ka’bah. Tidak bisa kupungkiri akan kesedihan ini saat
membaca doa setelah Thawaf Wada’ di Mesjidil Haram. Kesedihan ini merasuk dalam jiwaku hingga tak
terasa butiran bening mulai mengalir dipelupuk mata. Isak tangis pun tak bisa kuredam, pecah
diantara lantunan puja puji akan kebesaran Allah SWT dari orang-orang muslim
yang datang dari berbagai belahan bumi. Rasanya
tak mampu meninggalkan kota Mekah saat itu.
Saya kembali berbalik arah, menatap Ka’bah sambil berucap,” I Love You,
ALLAH, suatu hari kelak, saya akan kembali ke tempat-Mu yang suci ini”. Aamiin.... Ya Rabbal Alamin.
Tulisan
ini diikutsertakan dalam tantangan #SatuHariSatuKaryaIIDN
20 komentar
Semoga saya dan suami. Bisa segera ke sana juga. Aaaminnn. Smga dilapangkan rezeki kita buat ke sana ya, Bunnn ��
BalasHapusAamiin... saya bantu doa ya bun...
HapusAlhamdulillah ya kak.. Apalagmh arti traveling keliling dunia, kalo belum ke Tanah Suci.
BalasHapusSemoga rencana keberangkatanku bulan depan bisa lancar tanpa halangan lagi. Aamiiin ��
Semoga dilancarkan perjalanannya bulan depan ya dek say
HapusSemoga dimudahkan dan dilancarkan untuk bisa kembali lagi ke Tanah Suci ya Mbak ..Aamiin:)
BalasHapusAamiin... Ya Allah. Makasih doanya mba
Hapussubhanallah jadi pingin kesana nih
BalasHapusKudoakan semoga secepatnya bisa ke tanah haram mba
HapusSubhallah pengalaman indah ya mba.. mdh2n saya dan keluarga diberi kesempatan untuk pergi kesana..
BalasHapusAmin Ya Allah...
HapusTempat yang paling di rindukan oleh setiap umat muslim
BalasHapusTepat sekali. selalu ingin dan ingiiin ke sana lagi
Hapussubhanallah.. semoga bisa menyusul ke Rumah Allah secepatnya
BalasHapusAamiin... Ya Allah
HapusSubhanallah...
BalasHapusSemoga bisa menyusul
Aamiin... YA Rabbal Alamin
HapusMerinding bacanya.. Insya allah kalo g ada halangan, november 2018 aku jg berangkat umroh. Pgn sekali melihat ka'bah dr dekat mba :)
BalasHapusAmin mba, kudoakan secepatnya bisa ke tanah haram ini. aduh...mba, saat saya peluk ka'bah, ada rasa yang sulit saya gambarkan. hanya air mata yang terus meleleh
HapusAlhamdulillah lancar perjalanan ta' waktu itu. ya.
BalasHapusCerita lainnya mana selama umroh? Kayaknya masih kurang niiiiih :)7
Baca Juga:
BalasHapus60 Kisah Para Sahabat Nabi
Sejarah Hidup Abdurrahman bin Auf
Resseler Kaos Dakwah
Rencanakan Keuanganmu Dengan Baik Jika Ingin Travelling Ke Eropa
Kuliner Lezat Khas Lombok
Pantai Ujung Negoro, Pantai Cantik Nan Tersembunyi Di Batang