Mengenal Perguruan Nasional Makassar Sebagai Salah Satu Sekolah Tertua Di Makassar
21.41.00
Oleh
: Abby Onety
Media social adalah salah satu bentuk
kemajuan Teknolgi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang paling banyak di manfaatkan
orang untuk berbagi dan berkomunikasi baik terhadap orang-orang yang baru di
kenal dengan beragam karakter maupun untuk menemukan sahabat lama yang selama
ini hilang jejak tanpa komunikasi. Banyak hal-hal positive dari mozaik kehidupan
yang bisa kita share kepada banyak orang.
Tulisan saya dalam blog pribadi beberapa
waktu yang lalu menyinggung soal pemanfaatan TIK dalam aplikasi kehidupan
sehari-hari. Hal ini semakin menyadarkan
saya akan pentingnya teknologi yang satu ini.
Saya semakin intens dalam mengenalkan media social ini kepada
teman-teman khususnya yang seprofesi dengan saya untuk memanfaatkannya dalam
hal-hal yang positive terutama dalam menunjang aktivitas sehari-hari
(profesi).
Lebih lanjut tentang media social,
kenapa saya selalu menekankan untuk di pergunakan dalam hal-hal yang positive,
itu karena sebagian kecil orang ada yang memanfaatkannya dalam hal-hal yang
negative. Alasan ini bisa menjadi polemik
hubungan seseorang dengan orang lain sebelum benar-benar tenggelam dalam dunia
MedSos.
Beberapa hari yang lalu, sebuah
komunitas “Sejarah
Makassar” yang saya sendiri tidak tahu kapan saya bergabung dan siapa teman yang telah meng-add saya ke komunitas
ini (terima kasih yang telah di ajak bergabung), tiba-tiba saya telah bergabung
dan mendapatkan notifikasi dari facebook akan sejarah yang mengangkat sedikit tentang
sebuah instansi pendidikan dimana saya bernaung dan mengabdikan diri.
Pada kesempatan yang berbeda, sebuah komunitas
dimana saya mulai mengenal dan belajar sangat banyak tentang dunia literasi
menawarkan untuk KopDar (Kopi darat) dilaksanakan di tempat ini, tempat dimana
saya bernaung dan mengabdikan diri.
KopDar adalah suatu pertemuan langsung dengan para anggotanya yang sudah
rutin dilaksanakan setiap bulan.
Komunitas itu adalah komunitas yang beranggotakan 100% perempuan yang
bernama IIDN (Ibu Ibu Doyan Nulis).
Satu hal yang menarik dari pertemuan ini
adalah akan di laksanakan Blogging On The Spot.
Artinya semua anggota yang hadir di haruskan untuk menulis dan mengisi
blog masing-masing pada saat itu juga. Wah…,
ini menarik sekali.
Kesempatan ini tak ku biarkan berlalu
begitu saja. Menghadap langsung Bapak Ketua
Yayasan untuk meminta izin pemakaian salah satu ruangan adalah respon positif
saya. Alhamdulillah… respon positif juga
datang dari Bapak Drs. H. Syarifuddin Shaleh, M.Si bahkan lebih dari yang saya
harapkan beliau menawarkan ruangan pribadinya untuk digunakan sebagai ruangan
pertemuan IIDN. Selain itu, beliau
menyodorkan sebuah buku untuk saya baca sebagai bahan referensi manakala ada
peserta IIDN nanti yang akan bertanya tentang asal muasal berdirinya Perguruan
Nasional.
Wow… saya mendapat ide, untuk acara
Bloging on the spot ini saya akan menulis tentang Sejarah Perguruan Nasional
sebagai salah satu sekolah tertua di Makassar.
Back To “Sejarah Makassar”
Community
Saya tertarik melengkapi sedikit sejarah
tentang “Perguruan Nasional Makassar” sebagai salah satu lembaga pendidikan
tertua di Kota Makassar. Sebelumnya terima kasih telah menyinggung
sedikit tentang sejarah ini yang hampir terlupakan oleh sebagian banyak
orang. Ketertarikan saya membahas dan
memaparkan tentang Perguruan Nasional bukan semata-mata karena saya adalah
salah satu personilnya tetapi lebih kepada kecintaan saya kepada perguruan yang
telah memberikan banyak perubahan dalam hidup saya. Perguruan Nasional Makassar adalah tempat
saya mengabdikan diri sebagai salah satu bentuk panggilan jiwa untuk
melanjutkan cita-cita perjuangan bangsa sebagai mana harapan para pejuang kemerdekaan
pada umumnya dan para pendiri Perguruan Nasional pada khususnya. Jiwa patriotisme yang sering di
dengung-dengungkan baik melalui “Mars Perguruan Nasional” maupun dari sejarah itu sendiri dimana para
pendirinya telah meneteskan banyak darah dan mengorbankan jiwa dan raga dalam
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia tercinta ini.
Sebelum saya memarparkan sejarah
perguruan Nasional ada baiknya kita melihat dulu bagaimana perkembangan dan
sepak terjang Perguruan Nasioanal di era sekarang ini.
Perguruan Nasional Makassar yang sebagai
salah satu Lembaga Pendidikan tertua di Kota Makassar, selalu memegang teguh
janji patriotisme terhadap para pendiri Perguruan Nasional. Mengisi kemerdekaan dengan menelorkan peserta
didik yang handal dan mampu bersaing baik dengan Sekolah Negeri dan Sekolah Swasta
di Kota Makassar. Untuk mewujudkan dan
mempertahankan janji ini tidaklah mudah.
Para kru dan personil perguruan di tuntut untuk bisa menjadi seorang
tenaga pengajar yang kreatif dan inovatif dalam menemukan ide-ide brillian
untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran di kelas.
Dibawah pimpinan mantan Kepala Dinas
Kota Makassar (di baca Kakandep pada zamannya) Drs. H. Syarifuddin Shaleh,
M.Si, Perguruan Nasional Makassar mengalami perkembangan dan kemajuan yang
sangat pesat. Di masa jabatannya pada periode kedua sebagai Ketua Pengurus
Harian atau lebih di kenal dengan istilah Ketua Yayasan, banyak terlihat perubahan
yang signifikan dan sangat berarti pada perguruan ini. Perubahan itu mulai terlihat setahun pada
masa jabatan periode pertama hingga periode kedua sekarang ini. Di mulai dari pembenahan fisik sekolah sampai
kepada pembenahan manajerial termasuk peningkatan sumberdaya manusia secara
bertahap semakin menampakkan hasil yang menggembirakan.
Khususnya pada SMA Nasional Makassar
yang merupakan salah satu sekolah yang di bina selain SD Nasional, SMP
Nasional, SMK Nasional, mengalami kemajuan yang patut dibanggakan. Boleh dikatakan segudang prestasi telah di
raih oleh siswa siswinya yang tentu saja tak lepas dari binaan guru-guru yang
disiplin dan kreatif.
Prestasi SMA Nasional yang telah
diraihnya dalam berbagai kompetisi sepanjang periode 2011 s/d Sekarang
1.
Juara
Harapan 3 dalam lomba karya tulis ilmiah (KTI) Tingkat Nasional yang
diselenggarakan oleh Universitas Hasanuddin.
Judul KTI “Peningkatan Kesadaran Bela Negara pada Masyarakat Pesisir.
2.
Juara
3 dalam lomba Acconting Fair tingkat Provinsi Sulawesi Selatan yang di
selenggarakan oleh STIMIK Profesional Makassar
3.
Juara
3 dalam lomba baca berita Radio dan Televisi tingkat Provinsi Sulawesi Selatan
dan Barat yang di selengggarakan oleh Universitas Islam Negeri Makassar (UIN)
4.
Juara
2 dalam lomba pidato bahasa inggris tingkat Kota Makassar yang di selenggarakan
oleh Universitas Islam Negeri Makassar
5.
Juara
1 dalam lomba karya tulis ilmiah (KTI) se Kota Makassar yang bekerjasama dengan
Badan Kearsipan Nasional. Judul “ Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Melalui
Perpustakaan Halte di Kota Makassar 2011
6.
Juara
3 dalam lomba teater remaja se Kota Makassar yang di selenggarakan oleh Dinas
Pendidikan Kota Makassar.
7.
Juara
1 Lomba KTI Minat Baca Perpustakaan Pemkot Makassar 2012
8.
Juara
1 Lomba Karya Tulis Yamaha, Makassar 2012
9.
Juara
2 dalam lomba Fun Rise Competition se-Kota Makassar yang di selenggarakan oleh
Pocary Sweat
10. Juara 2 dalam lomba Essay Olimpiade Pendidikan
se-Sulawesi Selatan yang di selenggarakan oleh Universitas Negeri Makassar
(UNM).
11. Juara 1 dalam lomba pidato Bahasa Indonesia se-Kota
Makassar yang di selenggarakan oleh Universitas Islam Negeri Makassar (UIN).
12. Juara 1 dalam lomba
karya tulis ilmiah (KTI) tingkat provinsi Sulawesi Selatan yang di
selenggarakan oleh Astra Internasional. Judul “ Meningkatkan Peran Serta Remaja
dalam Upaya Pelestarian Lingkungan sebagai Solusi Menanggulangi Polusi Udara
Akibat Kendaraan Bermotor di Kota Makassar” 2012
13. National Camp AHMBS 2012, Jakarta
14. Juara II dalam
lomba teater Remaja se-Kota Makassar di selenggarakan oleh Dinas Pendidikan
Kota Makassar
15. The best Futsal
Player dalam lomba Futsal se-Kota Makassar yang di selenggarakan oleh Harian
Fajar.
16. Juara 1 AHMBS 2011 Tingkat
Makassa-Gowa
17. National Camp AHMBS, Jakarta 2011
18. Juara 1 Lomba KTI Zero HIV &
NAPZA UKM MAPHAN UNM 2013, Sulselbar
19. Juara 3 AHMBS 2014
20. Juara 1 Lomba KTI HIMETRO ATIM 2014,
Sulsel
21. Juara 2 Lomba KTI HIMETRO ATIM 2014,
Sulsel
22. Harapan 2 Lomba KTI PIKIR LKIM PENA
Unismuh Makassar 2014, Sulselbar
23. Juara 2 Lomba Mading Manajemen Fest
UNM 2014
DAN LAIN-LAIN……….
Sebait
kata buat Ananda…… (Siswa-siswi SmaNas)
Dalam derap langkah kehidupan, kupautkan sejuta harapan,
di pundakmu ananda, kutitip pelita kehidupan dan obor masa depan. Torehkan terus prestasimu, sebagai generasi
yang mandiri, menjadi pionir pionir teladan dalam kehidupan masyarakat yang fluralistik.
@Abby
Onety@
Kemerdekaan Indonesia yang
diproklamirkan oleh Soekarno-Hatta tanggal 17 Agustus 1945 disambut dengan penuh kegembiraan oleh
masyarakat Indonesia. Di mana-mana terdengar pekik “Merdeka” dan merah putih
menghiasi persada Indonesia.
Sebelum kemerdekaan Indonesia
diproklamirkan, tanggal 17 Agustus 1945 di Sulawesi telah dibentuk wadah
organisasi gerakan perjuangan Sulawesi pada bulan April 1945 disingkat
“Soedara” (Soember Darah Rakyat) dan
pada tanggal 10 Agustus 1945 diberangkatkan tiga utusan Soedara ke Jakarta
yaitu ; Dr. Ratulangi, Andi Pangeran Petta Rani dan Andi Sultan Daeng Raja
untuk melakukan persiapan kemerdekaan Indonesia. Dr. Ratulangi diangkat menjadi
Gubernur Sulawesi pada tanggal 19 Agustus 1945. Setelah beliau kembali ke Makassar otomatis segala perhatian dan harapan
masyarakat Sulawesi tertuju kepada beliau.
Tanggal 24 September 1945, pasukan
sekutu mendarat di Makassar di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Dougherty
disertai oleh tentara NICA (Netherland Indies Civil Administration). NICA
Belanda kemudian mengumpulkan mantan pelajar-pelajar sekolah menengah Jepang
dalam rangka membujuk mereka masuk
kembali ke sekolah Belanda. Pelajar-pelajar Jepang tersebut terdiri dari
pelajar-pelajar Futsu Cugukko (Sekolah Menengah Umum) antara lain Emmy Saelan,
Nini Saelan, Elly Saelan, Milly Ratulangi, Lambert Supit dll, Tokobetsu Cugukko
(Sekolah Menengah Istimewa) antara lain Rajadin Anwar, Rahman Daeng Lanto,
Lamuddin, Wahyu, Moh. Nur, Palangkey, Alim Bahri, Bachtiar dll, Riu Gaksei
(calon mahasiswa untuk dikirim ke Jepang) mereka adalah Maulwi Saelan, Rivai
Paerai dan Syamsul Ma’arif.
Para pelajar yang juga adalah
pejuang kemerdekaan menolak masuk ke sekolah Belanda walaupun mendapat ancaman
keras dari pimpinan NICA, Major J.Wegner.
Para pelajar hampir setiap hari
berkumpul di rumah Dr. Ratulangi, di situlah tercetus ide untuk mendirikan
sekolah nasional sendiri. Setelah dikonsultasikan dengan para pimpinan
perjuangan antara lain Dr. Ratulangi, Lanto Daeng Pasewang, Sam, Mr. Zainal
Abidin, Siranamuel, Saelan, Mr.
Tadjudin Nur cs, semuanya setuju. Karena kebanyakan pelajar adalah pelajar
sekolah menengah pertama maka dibentuk dan didirikan Sekolah Menengah Pertama
Nasional pada tanggal 8 Oktober 1945. Pimpinan langsung oleh Dr. Ratulangi,
Gubernur Sulawesi pertama, guru-gurunya adalah para pimpinan Republikein
sehingga SMP Nasional dijuluki sekolah perjuangan. Gedung sekolah sementara
meminjam dan menumpang pada gedung Perguruan Islam di Jl., Datu Museng, dimulai
dengan SMP kelas III dengan jumlah murid sekitar 15 orang. Pada akhir tahun
1945, SMP Nasional pindah ke Jl. Ratulangi (kemudian
menjadi rumah kediaman keluarga H. Andi Mattalatta). Setelah Bapak
H. Andi Mattalatta meninggal dunia tanggal 16 Oktober 2004, ahli warisnya
menjual rumah tersebut.
Pada tahun 1948, Sulawesi menjadi salah satu bahagian dari NIT
(Negara Indonesia Timur) dan dalam tahun itu pula Perguruan Nasional diberi
izin oleh DPRS (Dewan Perwakilan Rakyat Sementara) Sulawesi untuk membangun
gedung sekolah. Ibu-ibu pejuang kemerdekaan, antara lain ; Ibu Weledah
Maladjong Dg. Liwang (istri Malladjong Dg. Liwang yang pada waktu itu menjabat
sebagai direktur SMP Nasional menggantikan Dr. Ratulangi yang ditangkap dan
diasingkan ke Serui sejak
tahun 1946) bersama-sama dengan Ibu Towoliou Hermanses (istri dokter Towolioe
yang pada waktu itu sebagai guru, penasihat yang mensupport obat-obatan dan
makanan siang malam bagi siswa-siswa pejuang) mengadakan
pasar malam (semacam bazar) untuk mencari dana.
Pada waktu itu terkumpullah uang
sebanyak Rp 65.000,- (nilai yang cukup lumayan pada waktu itu) dan di atas
tanah seluas ± 2700 m2 di Jl. Dr. Ratulangi No. 84 (dahulu namanya
Gowa-Weg) didirikanlah satu gedung SMP Nasional, yang menjadi sekolah republik
pertama di Indonesia, Tahun 1949. Perguruan Nasional secara keseluruhan pindah dari depan
PAM ke lokasi baru Jl. Dr. Ratulangi No. 84 Makassar sampai sekarang.
Tanah yang ditempati Perguruan
Nasional Makassar adalah tanah negara (pemerintah Belanda) dan merupakan sebahagian dari tanah yang
ditempati Stadion Mattoangin dan sarana-sarana olahraga yang berada di
dalamnya.
Di dalam buku H.A. Mattalatta
tentang asal usul tanah/kompleks sarana
olah raga yang berbatas :
Di
sebelah Utara dengan Jl. Kasuari ( di zaman Belanda belum mempunyai nama).
Di
sebelah Timur dengan Goa-Weg (sekarang bernama Jl. Dr. Ratulangi).
Disebelah
Selatan dengan Mattoanging-Weg (sekarang bernama Jl. Kakatua).
Di sebelah Barat dengan Sambung
Jawa-Weg (sekarang bernama Jl. Cendrawasih).
Lokasi tersebut merupakan tanah
negara (Pemerintah Belanda) yang dipajakkan (huurpacht) untuk jangka waktu
tujuh puluh tahun seluas 20 Ha kepada satu perusahaan peternakan dan pemerasan
susu Belanda yang bernama ; Boerdery & Melkery Frision, atas nama
Zwanziger, orang Jerman yang berwarga negara Belanda, dari tahun 1935. Di atas tanah ini pula pemerintah
Belanda mendirikan satu stasion radio yang salah satu landasan tiang antenenya
masih berada di depan gedung olah raga Mattoanging sekarang ini.
Bila perhitungan secara normal,
perpajakan (huurpacht) itu akan berakhir
pada tahun 2005. Akan tetapi sejarah berbicara lain, karena pada tahun
1942 datang Jepang, Belanda diusir dan pulang ke negerinya, meninggalkan peternakan
dan pemerasan susu Frisiannya, dan pengelolaan selanjutnya diambil alih oleh
Jepang. Pada tahun 1945, bersamaan dengan Proklamasi Kemerdekaan, NICA
mengambil alih kekuasaan di Makassar dari tangan Jepang.
Setelah Indonesia merdeka, tanah
peternakan dan pemerasan susu Frisian seluas 20 Ha yang terlantar menjadi
rebutan dari penyerobot-penyerobot, utamanya di bahagian-bahagian pinggir
sekitar Jl. Dr. Ratulangi, Jl. Kakatua, Jl.
Cendrawasih dan Jl. Kasuari. Mereka membagi-bagi tanah dan mendirikan
rumah-rumah gubuk, ada pula yang membangun rumah-rumah semi permanen dan
kemudian selanjutnya “mensertifikatkan”
tanah yang ditempatinya atas nama sendiri.
Dalam rencana penyelenggaraan PON
IV di Makassar tahun 1957, sarana-sarana olah raga harus dibangun sebagai
pesiapan penyelenggaraan PON IV tersebut, maka pada tahun 1952 Pemerintah
Daerah Kota Makassar bersama Pengurus Yayasan Stadion Mattoanging, setelah
meninjau lokasi tersebut, memutuskan bahwa lokasi tempat Boerdery & Melkery
Frisian cocok untuk dibangun stadion.
Akan tetapi pada kenyataannya lokasi ini sudah penuh dengan
penyerobot-penyerobot, di antaranya terdapat pejuang-pejuang kemerdekaan
Indonesia yang mendirikan rumah-rumah gubuk dan ada pula yang lebih pintar dengan mendirikan rumah semi permanen dan
mempertahankan dengan sengit tanah-tanah yang mereka sudah tempati.
Setelah 4 (empat) tahun kemudian,
yaitu pada tahun 1956 tanah seluas 20 Ha itu barulah dapat dibebaskan oleh
Bapak H.A. Mattalatta yang pada waktu itu menjabat sebagai Wakil
Panglima/Komandan Basis Komando Daerah Pertempuran Sulawesi Selatan Tenggara
(KDPSST), dan membeli rumah batu di pinggir Jl. Sambung Jawa-Weg (sekarang Jl.
Cendrawasih) yang dijadikan satu pos keamanan, sehingga kompleks sarana olah
raga Mattoanging aman/bebas dari serobotan.
Sebagai sekolah perjuangan,
Perguruan Nasional telah melahirkan pejuang-pejuang bangsa dan negara yang rela
mengorbankan jiwa dan raganya untuk mempertahankan kemerdekaan.
Pelajar SMP Nasional Makassar yang
mempunyai motto : “ Belajar dan berjuang mempertahankan Negara RI ”, sebahagian berjuang di Sulawesi
Selatan bergabung dengan Lipan Bajeng yang bermarkas di Polongbangkeng,
membentuk pasukan khusus, namanya Harimau Indonesia (HI) dan sebahagian ke
Pulau Jawa bergabung dengan tentara-tentara pelajar di beberapa tempat di Jawa.
Pelajar-pelajar
SMP Nasional Makassar yang gugur adalah a.l. :
Lambert
Supit dan Abdullah Saleh di PolongBangkeng tahun 1946.
Maramis
di Barombong tahun 1946.
Emmy
Saelan, Rauf, Akbar di Kassi-Kassi, Tidung (Gowa) tahun 1947.
Kodara
Sam dan Tadjuddin di Sidobundar, Jawa Tengah.
Muh.
Noor P dan M. Sanusi tahun 1948 di Jokjakarta.
R.
Wolter Monginsidi dieksekusi tanggal 5 September 1949 di Makassar.
Budi Sultan di Masamba tahun 1949.
Syahabuddin, di Boomstr (Jl. Seram)
Makassar tanggal 5 Agustus 1950 dalam pertempuran dengan KNIL. Sebagai penghargaan, pemerintah memberi nama
jalan tersebut Jl. Tentara Pelajar.
Emmy Saelan dan Wolter Monginsidi
kemudian ditetapkan oleh pemerintah RI sebagai Pahlawan Nasional.
2. Pengembangan YM – PNM
Dalam perkembangan selanjutnya
Perguruan Nasional memperlebar jangkaunnya dalam bidang pendidikan, dan membuka
sekolah-sekolah :
SD
Nasional, pada tanggal 8 Januari 1946 (nama pertamanya SRN).
SMA
Nasional, pada tanggal 1 Juli 1948
SMK
Nasional, pada tanggal 1 Juli 1962 (nama pertamanya STM)
SMA
Nasional Maros, pada tanggal 1 Juli 1979
Di dalam menjalani beberapa dekade,
Perguruan Nasional mengadakan perubahan dan penyempurnaan organisasi, sebagai
berikut :
Tanggal
8 Oktober 1946, namanya menjadi Badan Perguruan Nasional.
Tanggal 1 Juli 1948, namanya
dirubah menjadi Wakaf Merdeka Badan Perguruan Nasional Makassar.
Tanggal 1 Mei 1980 menjadi Yayasan
Wakaf Merdeka Badan Perguruan Nasional.
Tanggal 7 Desember 1999 menjadi
Yayasan Wakaf Merdeka Perguruan Nasional Makassar disingkat YWM-PNM.
Tanggal 12 September 2012 menjadi
Yayasan Merdeka Perguruan Nasional Makassar disingkat YM-PNM. Ditetapkan dengan
surat keputusan Pembina Yayasan No.
02/SKEP/YM-PNM/IX/2012 tentang “Perubahan Nama Yayasan” tanggal 12 September
2012. Penghapusan kata “Wakaf” merujuk kepada Undang-Undang Pemerintah RI Nomor
63 Tahun 2008 tentang “Pelaksanaan Undang-Undang tentang Yayasan Pasal 3 (4)
bahwa kata “Wakaf” tidak dapat ditambahkan setelah kata “Yayasan” jika Yayasan
bukan sebagai Nazhir.
3.
Struktur
Organisasi YM – PNM
A. Struktur organisasi dan
kepengurusan yayasan dalam SK Tanggal 13 Januari 1996 sebagai berikut :
a. Struktur organisasi dan kepengurusan yayasan merupakan satu organisasi yang
terdiri atas beberapa
perangkat kelembagaan, yaitu :
- Badan Alumni –Pewaris Pendiri
disingkat BA, yang juga merupakan
badan
pengurus yayasan pemegang kedaulatan/wewenang tertinggi.
- Badan
(Dewan) Pembina, Penasehat.
- Badan
Pengurus Harian Perguruan Nasional.
Semua perangkat kelembagaan
tersebut di atas memiliki mekanisme kerja sendiri-sendiri dan mempunyai susunan
kepengurusan masing-masing yang dipimpin oleh ketuanya, namun kegiatan-kegiatan
kerjanya tetap terpadu dan selaras
dengan yang ada dalam keseluruhan struktur dan manajemen yayasan.
b.
Kepengurusan yayasan
diatur sebagai berikut :
Kedaulatan organisasi berada di
dalam tangan Badan Alumni (BA) yang juga
adalah pengurus yayasan pemegang
kekuasaan tertinggi dan bertanggung
jawab atas kelancaran pelaksanaan yayasan dan pengurusnya.
B.
Badan Alumni/Pengurus Yayasan Wakaf Merdeka Perguruan Nasional Makassar dengan
SK No.006/SKEP/PNM/1999 tanggal 07 Desember 1999 diadakan beberapa perubahan :
a. Yayasan
Wakaf Merdeka Badan
Perguruan Nasional Ujung
Pandang menjadi
Yayasan Wakaf Merdeka Perguruan Nasional Makassar (YWM – PNM).
b. Badan Alumni – Pewaris Pendiri menjadi Badan Alumni Penerus-Pendiri,
Pewaris diganti penerus, dengan masa jabatan
selama 5 tahun, dan dapat dipilih kembali
c. Badan
Penasihat / Pembina menjadi Dewan Penasihat / Pembina, terdiri atas
alumni-alumni, tokoh-tokoh masyarakat, pakar-pakar dan cendekiawan dari
berbagai disiplin ilmu yang dapat menunjang kelangsungan, pengembangan dan
peningkatan yayasan dan perguruannya.
d. Pelaksana
Harian Perguruan Nasional
Makassar (PH/PNM) dengan masa jabatan 4 tahun dan dapat dipilih kembali. Tugas
utamanya adalah mengurus dan memimpin Perguruan Nasional,
penyelenggara/pelaksana pendidikan dan
pemegang/pengatur manajemen keuangan
Perguruan Nasional.
C. Susunan Pengurus Yayasan Wakaf
Merdeka Perguruan Nasional Makassar
sesuai Surat Keputusan tanggal 07 Desember 1999 :
a. Dewan
Penasehat/Pembina
1.
H. Andi Mattalatta
2.
H. Andi Oddang
3.
H. Bachtiar
b. Pengurus
Badan Alumni / Yayasan Wakaf
Merdeka Perguruan
Nasional Makassar
Periode 1999-2004
1
. Ketua :
H. Maulwi Saelan 2. Wakil Ketua I : Drg.Hj. Halimah Dg. Sikati
3.
Wakil Ketua II :
Ir. H.Z.A. Mannawi P
4.
Wakil Ketua III :
Drs.H. Bisma A. Mukdan
5.
Wakil Ketua IV :
Ir.H. Zainuddin Dg. Maupa
6.
Sekretaris :
H. M. Jusuf Massese
7.
Bendahara/Dana :
Dra. Ny. Hj. Sabina Amir
c. Pelaksana Harian Periode 1999-2003
1.
Ketua Pelaksana Harian :
Ir. H. Z.A. Mannawi
2.
Wakil Ketua :
Drs.H.E. Waworuntu
3.
Sekretaris :
Dra. Hj. Ira Azis Taba
4.
Bendahara :
Bachtiar
5.
Bidang/Bagian
-
Kep. Bid. Pendidikan :
Drs.H.A. Latief Mosseng
-
Kep. Bid. Organisasi :
H. Husain Nanggo, SH
-
Kep. Bid. Pengembangan/
Persiapan Perg. Tinggi : Prof.Dr. H. Halide
6.
Koord. Bagian Ekstrakurikuler : Ali
Walangadi
D. Kepengurusan
Yayasan Wakaf Merdeka
Perguruan Nasional Makassar,
sesuai SK No. 006/SKEP/BA-YWM/PNM/1999
Tanggal 07 Desember 1999 berlangsung hingga
Oktober 2000. Karena beberapa anggota pengurus Pelaksana Harian tidak
aktif lagi maka bertepatan dengan hari
ulang tahun ke 55 Perguruan Nasional
Makassar diadakanlah perubahan dalam susunan pengurus pelaksana harian dan
menyempurnakan susunan pengurus badan alumni
(pengurus yayasan ) sebagai berikut :
a. Pengurus
Badan Alumni / Yayasan Wakaf
Merdeka Perguruan Nasional Makassar Periode
1999-2004
1.
Ketua :
H. Maulwi Saelan
2.
Wakil Ketua I :
Drg.Hj. Halimah Dg. Sikati
3.
Wakil Ketua II : Ir.
H.Z.A. Mannawi P
4.
Wakil Ketua III : H.
Zaenuddin
5.
Wakil Ketua IV : Ir.H.
Zainuddin Dg. Maupa
6.
Sekretaris : H.
M. Jusuf Massese
7.
Bendahara/Dana : Dra. Ny.
Hj. Sabina Amir
8.
Kep. Bid. Organisasi : H. Husain
Nanggo, SH
9.
Kep. Bid. Pengembangan/
Persiapan Perg. Tinggi : Prof.Dr. H. Halide
b. Kepengurusan Pelaksana Harian periode 1999 – 2003,
diperbaharui menjadi Pengurus Pelaksana Harian periode 2003 – 2007 dengan
susunan sebagai berikut :
1.
Ketua Pelaksana Harian : Ir. H.
Z.A. Mannawi P
2. Wakil Ketua : Ir. H. Zainuddin Dg.
Maupa
3. Bid.
Pendidikan : Drs.H.E.
Waworuntu
4. Sekretaris : Dra. Hj.
Djauharini Palangkey
5. Bendahara : Rosmadiati
Bachtiar, SE
6. Pembantu Umum : Drs.H. Latief Mosseng
Setelah Drs .H. E. Waworuntu berpulang ke rahmatullah, Ketua Bidang Pendidikan dengan
persetujuan Pengurus Yayasan dijabat oleh
Drs. H. Tantu Panna, MS.
E. Struktur Organisasi Yayasan Periode 2006 – 2011
Dengan berakhirnya kepengurusan Badan Alumni
Penerus Pendiri Yayasan Wakaf Merdeka
Perguruan Nasional Makassar Periode 1999 – 2004,
maka pada tanggal 08 Oktober 2006, bertempat di Hotel Kenari Pantai Jl. Sompa Opu No.
289 Makassar,
diadakan rapat anggota Badan Alumni Penerus Pendiri Yayasan Wakaf Merdeka Perguruan
Nasional Makassar untuk memilih pengurus periode berikutnya. Struktur
organisasi mengalami perubahan secara keseluruhan dalam rangka penyesuian
dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004
tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan. Istilah
struktur pada akte yayasan sebelumnya berubah menjadi organ
yayasan yang terdiri dari :
1.
Pembina
; kewenangannya meliputi :
a. Keputusan mengenai perubahan
anggaran dasar
b. Pengangkatan dan pemberhentian
anggota pengurus dan anggota pengawas
c. Penetapan kebijakan umum yayasan
berdasarkan anggaran dasar yayasan
d. Pengesahan program kerja dan
rancangan anggaran tahunan yayasan
e. Penetapan keputusan mengenai
penggabungan atau pembubaran yayasan
f. Pengesahan laporan tahunan
g. Penunjukan likuidator dalam hal
yayasan dibubarkan.
Masa jabatan pembina tidak ditentukan
lamanya, ketua dan anggota pembina adalah anggota Badan Alumni Penerus Pendiri
YWM– PNM.
2.
Pengurus
adalah organ yayasan yang bertanggung jawab penuh melaksanakan kepengurusan
yayasan yang sekurang-kurangnya terdiri dari seorang ketua, sekretaris dan
bendahara.
Pengurus diangkat untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali.
3.
Pengawas
adalah organ yayasan yang bertugas melakukan pengawasan dan memberi nasihat
kepada Pengurus dalam menjalankan kegiatan yayasan. Pengawas juga berwenang memeriksa
dokumen-dokumen, memeriksa pembukuan keuangan yayasan dan mengetahui segala
aktivitas pengurus serta memberi peringatan kepada pengurus apabila terdapat
penyimpangan-penyimpangan dalam penyelenggaraan yayasan.
Adapun susunan organ Yayasan Wakaf
Merdeka Perguruan Nasional Makassar Periode 2006 – 2011 sesuai SK No.
05/SKEP/YWM-PNM/11/2006 adalah sebagai berikut :
I.
PEMBINA
Ketua : H. Maulwi Saelan
Sekretaris/Dana : H.M. Jusuf Massese
Anggota : H. Bachtiar
H. Andi Oddang
Ir.H. Zaenuddin Dg. Maupa
Dra.Hj. Sabina Amir
Prof.Dr.H. Winarno Surachmat, M.Sc
Prof.Dr.H. Halide
Hj. Hamsinah Ali Abdullah
Drs.H. Abdul Latief Mosseng
Drs. Syamsu Niang, M.Pd
Drs. H. M. Natsir Azis, M.Pd
II.
PENGURUS
Ketua : Drs. H. Syarifuddin Saleh,
M.Si
Sekretaris : Dra.Hj. Djauharini Palangkey
Bendahara : Rosmadiati Bachtiar, SE
Anggota : Drs.H. Tantu Panna, MS
III.
PENGAWAS
: Drg.Hj. Halimah Dg.
Sikati
Ir. H.Z.A. Mannawi P
H. Zaenuddin
F. Organ Yayasan Periode 2011 – 2016
Dengan berakhirnya kepengurusan Organ Yayasan Wakaf Merdeka Perguruan
Nasional Makassar Periode 2006 – 2011,
maka pada tanggal 08 Oktober 2011, bertempat di Kantor YWM-PNM, diadakan rapat organ Yayasan Wakaf Merdeka Perguruan
Nasional Makassar untuk memilih pengurus periode berikutnya (2011-2016). Dalam rapat
tersebut, hadir Ketua Pembina H. Maulwi Saelan, berhubung kesehatan beliau terganggu, pimpinan rapat
diserahkan kepada H. Bachtiar. Dalam rapat tersebut, diputuskan kepengurusan
organ yayasan periode 2006-2011 dilanjutkan kembali untuk periode 2011 – 2016.
4.
PARADIGMA-PARADIGMA YM-PNM
FALSAFAH
Mencerdaskan kehidupan bangsa dan
melanjutkan pewarisan nilai-nilai juang 1945 menuju masa depan sesuai tujuan
Negara RI, yakni masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila & UUD
1945.
VISI
Mewujudkan Perguruan Nasional sebagai Lembaga Pendidikan yang
bertaraf nasional, professional dan semangat patriotik, mencetak SDM yang
bermutu, bermoral, cerdas, terampil, berakhlak mulia dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
MISI
Pengembangan
kepribadian yang bertumpuh pada nilai-nilai juang 1945, nilai agama, sosial,
budaya sesuai dengan kepribadian bangsa.
TUJUAN
Ø Memanusiakan manusia dalam wujud
peningkatan SDM yang professional yang berahklakulkarima
Ø Memelihara & mengembangan
budaya bangsa yang bersendikan Pancasila & UUD 1945
Ø Berpartisipasi secara aktif
membantu Pemerintah dalam mengembangkan dan memeratakan. pendidikan dalam arti
yang seluas-luasnya
STRATEGI PENGELOLAAN
Ø Semi sentralisir
Ø Merintis penemuan-penemuan baru untuk pengembangan
PROGRAM
UMUM Periode 2006 - 2011
Ø
Peningkatan Mutu dan
Kualitas Pendidikan
Ø
Peningkatan Akses Yayasan
dan
Daya Saing
Ø
Peningkatan Kompetensi dan
Kesejahteraan Guru & Pegawai
PROGRAM
UMUM untuk Periode 2011 – 2016
1.
Peningkatan Mutu dan Kualitas Pendidikan
2.
Peningkatan Perangkat Pembelajaran
yang Berbasis IT
3.
Peningkatan Pemeliharaan Aset dan Penataan Administrasi
4.
Peningkatan Kompetensi Guru yang Berbasis IT
5.
Peningkatan Kompetensi dan Kesejahteraan Guru dan Pegawai
Kelima program di atas dilandasi dengan
budaya DISIPLIN, MALU dan BERSIH dengan
motto ; CERDAS, TERAMPIL dan BERBUDI LUHUR
4 komentar
Ibu, makasih banyak, berkat postinganta terbantu mka lagi dengan tugasku wkwkw :D salam rindu dr siswata yang terimut
BalasHapusSama2 nanda. Inilah salah satu tujuan dari tulisan ini.
BalasHapusSama2 nanda. Inilah salah satu tujuan dari tulisan ini.
BalasHapusBaca Juga:
BalasHapus60 Kisah Para Sahabat Nabi
Sejarah Hidup Abdurrahman bin Auf
Resseler Kaos Dakwah
Rencanakan Keuanganmu Dengan Baik Jika Ingin Travelling Ke Eropa
Kuliner Lezat Khas Lombok
Pantai Ujung Negoro, Pantai Cantik Nan Tersembunyi Di Batang