Merawat Cagar Budaya Di Kota Makassar Melalui Film Dokumenter
21.18.00Benteng Rotterdam Makassar |
Indonesia
adalah Negara yang kaya akan nilai sejarah.
Pada masa prasejarah sampai masa penjajahan, meninggalkan beraneka macam
situs sejarah yang berbeda jenis dan bentuk yang tersebar di seluruh wilayah
yang berada di Indonesia. Istilah inilah yang disebut dengan Cagar Budaya.
Cagar budaya adalah suatu tempat bersejarah yang berupa bangunan, benda dan
karya yang dibuat di masa lampau. Tetapi, keberadaanya masih ada sampai saat
ini dan merupakan salah satu bukti terjadinya peristiwa di masa lalu.
Cagar
budaya menjadi sangat penting dilestarikan untuk mempertahankan ciri khas
bangsa Indonesia. Seperti yang
dijelaskan dalam pasal 3 UU No.11 Tahun 2010, Cagar budaya bertujuan untuk
meningkatkan harkat dan martabat bangsa.
Melalui cagar budaya, kita dapat mempromosikan warisan budaya bangsa kepada masyarakat
Internasional. Cagar budaya memiliki sifat yang unik, langka, dan tidak
diperbaharui. Sifat ini menyebabkan
jumlahnya cenderung berkurang sebagai akibat dari pemanfaatan lahan yang tidak
memperhatikan upaya penyelamatan dan pelestariannya.
Aksa
(2019) menjelaskan bahwa situs, bangunan, dan kawasan bersejarah yang dapat
kita saksikan sampai saat ini merupakan warisan budaya sebagai data yang sangat
penting untuk rekonstruksi sejarah serta untuk mengetahui proses perubahan masa
lalu dan masa kini.
Generasi
muda sebagi pemegang tombak estafet cita-cita bangsa Indonesia menjadi generasi
yang wajib mengambil bagian dalam upaya-upaya pelestarian cagar budaya di
Indonesia. Namun, kepedulian generasi
muda dalam merawat cagar budaya tidak lagi di junjung tinggi. Ini dibuktikan
dengan kurangnya minat untuk mengunjungi
situs bersejarah. Mereka lebih tertarik mengunjungi tempat-tempat hiburan.
Bukan hanya itu, mereka juga lebih tertarik untuk mempelajari budaya asing
dibandingkan mempelajari budaya lokal. Padahal, jati diri bangsa ini dapat di
buktikan dengan peninggalan sejarah dan budaya lokalnya.
Foto sebelum masa pandemi di salah satu cagar budaya di kota Makassar
Makassar Sebagai Salah Satu Kota
Kolonial
Cagar
budaya tersebar di seluruh nusantara tak terkecuali di Kota Makassar. Makassar adalah salah satu kota kolonial di
Indonesia. Yang sangat kaya akan situs sejarahnya. Ini dibuktikan dari banyaknya cagar budaya
yang ada di wilayah kota Makassar, salah satunya adalah Benteng
Jumpandang yang lebih dikenal dengan nama Benteng Rotterdam. Kawasan
Benteng Rotterdam jelas merupakan sebuah kekayaan sejarah sekaligus sebagai
alat rekonstruksi masa lalu. Tanpa ada peninggalan sejarah, masa lalu bisa jadi
hanya berupa cerita dongeng atau cerita yang sulit untuk dibuktikan sebagai
realita masa lalu. Benteng Rotterdam menjadi tempat berkumpul para anak muda
makassar, baik dalam hal melakukan kegiatan diberbagai bidang yang digeluti
maupun bertandang ketempat ini hanya sekedar bersantai. Namun,
remaja yang datang ketempat ini masih kurang yang ingin mengkaji lebih
dalam tentang sejarah bangunan tua yang ada di Kota Makassar.
Merawat Cagar Budaya Melalui Film
Dokumenter
Fenomena
tersebut diatas menjadi tantangan bagi kita semua khususnya generasi muda untuk
melakukan sebuah gerakan terkait penyelamatan cagar budaya sebagai ciri khas
bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia
dapat dikenal secara mendunia jika generasi milenial bersatu lalu berupaya
mencintai budaya bangsa. Mempelajari
situs sejarah menjadi sangat penting di era kekinian ini karena dapat
menanamkan nilai-nilai lokal, seperti
etika dan tata krama. Menanamkan nilai-nilai tersebut dapat membentuk moral di
kalangan kaum millennial. Tanpa moral yang baik, tidak akan tumbuh rasa
menghargai dan menghormati antar sesama.
Seperti yang dikatakan R. A Kartini “Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi
satu-satunya hal yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri”.
Tidak
bisa dipungkiri bahwa perkembangan teknologi yang semakin pesat, mejadikan
teknologi sebagai kebutuhan primer bagi masyarakat terutama kalangan generasi
muda. Banyak hal yang bisa dilakukan
dalam memanfaatkan teknologi, termasuk sebagai sarana dalam mengkampanyekan
beragam situs sejarah yang ada di wilayah indonesia dari Sabang sampai
Merauke. Kekayaan cagar budaya ini
sangat beragam, berbeda-beda di setiap wilayah. Seperti di Kota Makassar,
terdapat bangunan tua yang kerap kali dikunjungi bahkan menjadi wajib bagi para
traveler untuk melihat langsung kearifan lokal yang dimiliki oleh kota kolonial
ini. Bukan hanya itu, masih banyak lagi
situs sejarah yang dimiliki Kota Makassar yang belum ter-publish ke khalayak
umum. Alasan inilah yang menginisiasi
lahirnya tulisan ini untuk melestarikan
cagar budaya melalui pemanfaatan teknologi dalam bentuk film documenter, sebab melestarikan budaya artinya ikut menjaga
lingkungan.
Film
Dokumenter merupakan film yang dibuat berdasarkan fakta dari kejadian atau
peristiwa yang pernah terjadi. Membuat film dokumenter dianggap lebih efektif
dalam memperkenalkan Kebudayaan yang ada di Indonesia. Dengan adanya film
dokumenter, diharapkan dapat mengedukasi sekaligus menghibur masyarakat pada
umunya dan generasi muda pada khususnya.
Pemutaran film dokumenter dapat merangsang kaum milenial untuk lebih
banyak belajar dan mencari tahu tentang kebudayaan/cagar budaya. Secara tidak
langsung, penonton akan melihat, mendengar, merasakan dan mendapatkan informasi
tentang kebudayaan Indonesia.
Membuat
film dokumenter akan lebih menggugah generasi muda untuk peduli budaya lokal.
Ini dibuktikan dengan pernyataan Alfi N. A (2016) bahwa film dokumenter menjadi
media yang efektif untuk mengkampanyekan budaya lokal. Penonton akan melihat,
merasakan, dan mendengarkan secara langsung produk budaya yang disajikan
melalui media visual seperti film dokumenter.
Terkait
dengan film dokumenter diatas, saya pernah memberikan tugas kepada siswa-siswi
saya di SMA Nasional Makassar untuk membuat video yang lokasinya berupa
bangunan tua yang ada di Kota Makassar.
Proses pengambilan gambar dilakukan dengan peralatan yang
sederhana. Video yang telah dibuat kemudian
disajikan dalam konsep nonton bareng
yang terdiri dari beberapa kelompok kecil.
Selanjutnya, kelompok-kelompok kecil yang telah menonton film tersebut,
diwajibkan untuk menyebarluaskan melalui media sosial masing-masing.
Upaya
pelestarian cagar budaya dengan cara seperti diatas, akan lebih menggugah
generasi muda untuk peduli budaya lokal. Ini penting sekali sebab hilangnya
rasa kepedulian terhadap situs sejarah, sama saja kita telah merusak identitas
bangsa kita. Sama seperti yang dikatakan Asep Kambali “Untuk menghancurkan
suatu bangsa, musnahkan ingatan sejarah generasi mudanya”.
Kebijakan Pemerintah Dalam Merawat
Cagar Budaya
Indonesia
kaya akan cagar budaya yang tersebar di seluruh nusantara. Sejarah bangsa masa lalu adalah sebuah
peristiwa yang wajib dikenang selama-lamanya.
Banyak bangunan tua yang menjadi saksi kehidupan masa lalu yang tidak
seharusnya terabaikan. Ini bukan
tanggungjawab sepihak saja, tetapi tanggungjawab seluruh masyarakat Indonesia
terutama generasi muda sebagai bentuk kecintaan terhadap tanah air Indonesia. Generasi muda wajib berperan aktif dalam
pelestarian cagar budaya sebagai identitas diri di era milieal. Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi dalam bentuk film dokumenter dengan tema
cagar budaya merupakan kreativitas yang inovatif.
Film dokumenter yang bercerita tentang keberadaan dan sejarah cagar budaya dapat menjadi referensi bagi generasi muda untuk lebih mengenal cagar budaya yang ada di Indonesia. Untuk itu, saya berharap tulisan ini dapat memberikan informasi yang inovatif dalam mengkampanyekan situs-situs sejarah di Indonesia serta dapat menstimulan generasi muda untuk membuat film dokumenter sebagai ajang untuk mengkampanyekankan cagar budaya yang ada di Indonesia pada umumnya dan di Kota Makassar pada khususnya.
Diperlukan
tindakan dan kebijakan dari pemerintah serta peran dari masyarakat khususnya
kaum millennial untuk belajar dan menjaga cagar budaya sehingga keberadaan
cagar budaya dapat terus dirasakan sampai ke generasi selanjutnya.
Tulisan
ini dibuat dalam rangka mengikuti Kompetisi Blog #IndonesiaBikinBangga #UntukmuBumiku yang diselenggarakan oleh Komunitas Blogger Perempuan Network
Referensi:
Alfi,
N.A (2016) Kampanye budaya lokal, film dokumenter dianggap lebih efektif
Aksa,
L. M. (2019). Antara Pelestarian dan Perlindungan: Cerita Baru dari Yang Lama.
15 komentar
Naaah aku setujuuuu. Melalui film dokumenter, mungkin generasi muda skr bakal lebih tertarik utk tahu cagar2 budaya dan sejarahnya, sehingga mereka bisa ikut membantu menjaga. Anak2 skr LBH suka yg berbau visual drpd tulisan ATO penjelasan. Mereka bakal bosan begitu. Makanya bagus bgt kalo sampe dibuat film dokumenternya.
BalasHapusJadi inget zaman kita dulu, wajib menonton film dokumenter G30S PKI, terlepas sejarah nya diputarbalikkan ATO apapun, tapi itu efektif bikin kita jadi selalu ingat ttg sejarah itu .. memang ya mba, segala sesuatu yg visual LBH gampang dicerna dan melekat
iyyaa, ndk pernah saya lupa ini, sampe2 wajib tidur siang tgl 30 sep agar bisa begadang nonton malamnya. soalnya film ini di putarnya tengah malam hehee
HapusSemoga dengan film dokumenter ini anak milenia bisa mengenal sejarah bangsanya terutama mengetahui lalu menjaga cagar budaya nusantara terkhusus cagar budaya di daerahnya masing-masing.
BalasHapusamin kak, semoga makin banyak anak muda makassar khususnya yang tertarik untuk mensosialisasikan jejak sejarah masa lampau
HapusMelalui karya sebuah film dokumenter, akan berdampak baik dan luas untuk masyarakat.
BalasHapusDan melalui film juga, pesan bisa tersampaikan dengan baik untuk anak-anak gen Z terutama.
Ide bagus dan brilian banget, kak Abby.
terima kasih dukungannya. bersama anak-anak osis disekolah berencana membuat film dokumenter di beberapa titik jejak sejarah makassar dan gowa
HapusDengan film dikumenter, informasi Dan juga memory soal cagar budsya makassar akan selalu diinget Dan orang akan lebih tau soal ini
BalasHapusbetul sekali. semoga upaya ini bisa menarik perhatian kita semua akan pentingnya sejarah masa lampau untuk selalu diingat dan dikenang
HapusDulu pernah diajakin main film dokumenter aku Mba. Tapi untuk yang katar sejarah begini belom pernah jadi tantangan tersendiri nih
BalasHapusdi coba ya mbak.... semoga dengan ini bisa meningkatkani jiwa2 nasionalisme bagi para penontonnya
HapusYa, film dokumenter cukup penting supaya anak yang tidak hidup di zamannya bisa tahu apa yg telah terjadi di masa lampau tentang cagar budaya yang ada saat ini, jadi bukan sekadar menikmati cagar budaya namun juga menghormatinya
BalasHapusterima kasih. betul sekali, anak yang tidak hidup dijamannya akan tahu dan akan turut menjaga dan melestarikan cagar budaya ini sebagai warisan nenek moyang kita
HapusIdenya menarik Bunda, membuat fil dokumenter mengajak anak berkarya sambil mengenal budaya dan kekayaan Indonesia
BalasHapussetuju, film dokumenter membuat anak akan lebih mengenal budayanya
HapusNah memang hanya sedikit generasi millenials yang tertarik dengan budaya dih kak khususnya sejarah dan gedung2 tua, makanya harus dikenalkan sejak dini. Kan tak kenal maka tak sayang :D
BalasHapus