Selamatkan Bumi dengan Bijak Memakai Energi
10.23.00
Ada
hal yang tak biasa terjadi dalam hidup saya selama masa pandemi ini berlangsung.
Selepas subuh saya tidak pernah tidur lagi. Kugunakan waktu untuk jalan pagi
menimati udara segar alami tanpa polusi.
“Hhmm, kalau saja udara segar seperti ini bisa kunikmati setiap waktu”,
gumamku pada subuh yang sejuk. Tapi...
Ibarat pungguk yang merindukan bulan, mungkinkah ini bisa terjadi?. Pastinya
setelah jelang siang, bumi tempatku berpijak menjadi gerah karena panas. Kondisi bumi saat ini sulit diajak kompromi.
Jika
di rumah, saya tidak terlalu berdampak
karena disiang hari jendela rumah saya buka untuk mendapat udara segar yang
bersumber dari tanaman depan rumah. Ini bisa menjadi alternatif untuk kami
beristirahat bahkan bisa duduk-duduk sambil gelar tikar diantara
tanaman-tanaman di depan rumah. Sangat
berbeda dengan mereka yang tempal tinggalnya full bangunan rumah apalagi tanpa ventilasi udara yang bagus. Gerah dan panas itu sudah pasti, akibatnya
terjadi peningkatan pemakaian energi listrik karena pemakaian AC (Air Conditioner) dan kipas angin. Hal ini menjadi salah satu pemicu terjadinya
perubahan iklim, bahkan AC merupakan penyumbang terjadinya efek gas rumah
kaca dan bertanggung jawab atas 15%
emisi karbon yang terhubung ke listrik pada tahun 2050 (IEA).
Apa itu perubahan iklim?
Menuru
Intergovernmental Panel on Cimate Change (IPCC), penumpukan emisi gas rumah
kaca di atmosfer sejak masa praindustri sampai sekarang telah mengakibatkan
suhu rata-rata bumi naik sekitar 1 derajat celcius. Jika tak ada pengurangan emisi gas rumah kaca
besar-besaran, IPCC memprediksi dalam dua dekade bisa naik lagi sampai melebihi
1,5 derajat celcius. Kenaikan suhu
sekecil itu diramalkan akan menimbulkan perubahan iklim global secara
signifikan, yang akhirnya menimbulkan banyak bencana bagi manusia. Misalnya: musim
kemarau makin panjang, Resiko kekeringan meningkat, anging outing beliung
berpotensi makin kuat dan makin sering muncul, es kutub mencair, permukaan laut
berpotensi meninggi 30 cm sampai 1 meter pada tahun 2100. Ini mengerikan sekali
bukan?
Perubahan Pola Hidup di Masa Pandemi
Selama
PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) berlangsung, saya menjadi full time di rumah aja sehingga memugkinkan berinteraksi dengan
tanaman bahkan menanam sendiri tanaman depan rumah. Kini jumlah tanamanku di rumah lebih banyak dibandingkan sebelum masa pandemi. Saya juga berupaya hidup lebih sehat dari
biasanya. Menjaga sistem imun dengan cara
konsisten pada pola hidup sehat seperti mengontrol makanan, menjaga kebersihan,
berolahraga, dan lebih dekat dengan tumbuhan.
Berbicara
soal pola hidup, terlihat jelas masa
pandemi merubah pola hidup masyarakat. Selama stay di rumah aja, aktivitas juga meningkat seperti berbelanja online, pemakaian air, pemakaian
listrik dan gas serta masih banyak lagi. Aktivitas masyarakat dalam rumah tangga dapat
meningkatkan pemakaian energi hingga 30 sampai 50% bahkan lebih. Perubahan pola hidup seperti ini menyumbang
peningkatan pemakaian energi listrik hingga 3% yang diprediksi akan lebih dari
itu jika masa WFH (Work From Home)
masih berkelanjutan (Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral-Republik Indonesia).
Saya
adalah pecinta tanaman juga berprofesi sebagai guru biologi disalah satu
Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA) di Makassar. Sangat dekat dengan buku tema lingkungan dan menyukai
perbincangan yang membahas masalah bumi atau alam sekitar. Makannya, setelah
dapat informasi bahwa akan ada siaran KBR (Kantor Berita Radio) pada Ruang Publik
yang membahas seputar bijak dalam pemakaian energi, saya langsung
tertarik.
Melalui perbincangan video teleconverence,
hadir mba Verena Puspawardani selaku
Direktur Program Coaction Indonesia dan
Mas Adrian Pram dari Komunitas Earh Hour Cimahi. Perbincangan berkualitas ini dipandu host Don Brody. Berikut ini akan saya urai satu persatu apa
saja yang menjadi perbincangan dari Podcast KBR sesi Ruang Publik:
1. Fenomena Sampah dan Belanja Online
Untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari, tentu saja harus berbelanja. Nah, terbatasnya akses untuk pergi kemana-mana karena salah satu
kebijakan pemerintah dalam memutus mata rantai Covid-19 (corono virus) adalah melarang masyarakat keluar rumah jika tidak
ada kepentingan yang sifatnya urgent. Akibatnya, banyak masyarakat yang berbelanja kebutuhan rumah secara online.
Aktivitas ini memungkinkan terjadinya penimbunan sampah karena
berbelanja online. Tidak bisa dipungkiri, teknologi kini semakin
berkembang sampai ke pelosok daerah sehingga dampak yang ditimbulkan hampir
sama dengan masyarakat yang hidupnya di kota-kota besar. Banyak sampah yang mengotori bumi.
Mbak Verena banyak mengulas tetang
fenomena aktivitas belanja online yang meningkat selama pandemi. Dampaknya
banyak sampah kemasan yang tidak ramah lingkungan karena tidak semua provider aware terhadap dampak sampah dari
belanja online dan memberikan kemasan yang aman dan ramah lingkungan. Misalnya kemasan yang berbasis plastik sekali
pakai. Oleh karena itu, kita harus memilih
dan mengontrol belanjaan online. Sementara
mas Adrian menyampaikan bahwa jika terjadi peningkatan tumpukan sampah, wujud kongkritnya
adalah konsumen perlu menerapkan kebijaksanaan dalam belanja online. Sebenarnya sampah makanan ada yang bisa
diolah kembali. Buat bucket list saat berbelanja supaya lebih
terencana dalam membeli kebuthan sehingga tidak ada yang mubasir.
Solusi: Pikirkan apa yang mau di
belanja. Jika ingin berbelanja cari satu sumber saja untuk menghindari pengemasan
barang yang berlebihan. Kemasannya perlu
dipilah. Tempatkan sampah sesuai kategori tempat sampah, misalnya sampah basah,
sampah kering dan sampah plastik daur ulang.
Tempat sampah depan rumah |
2. Meningkatnya Pemakaian Gas, Air, dan Energi
Listrik
Jika ditanya perbandingan pemakaian energi listrik di kota-kota besar
dengan kota kecil, Adrian mengatakan bahwa belum ada penelitian yang mengacu
kepada perbedaan pemakaian energi listrik di kota besar dan kota kecil. Benang merahnya adalah orang orang terbiasa beraktivitas dikantor maupun dikawasan industri, sekarang
lebih banyak beraktivitas di rumah. hal ini memungkinkan terjadiya penigkatan
pemakaian listrik sehingga perlu ada kesadaran untuk meminimalkan pemakaian
listrik. Misalnya dengan mencabut stop
kontak listrik saat tidak terpakai lagi. Mencharge handphone atau laptop hingga 100%, setelah itu stop kontaknya dicabut.
Pemerintah telah mengkampanyekan penghematan penggunaan energi listrik
dimana-mana. Dilihat dari kearifan lokal
sisi masyarakat, sebenarnya sudah menerapkan gaya hidup sederhana dan bijak
dalam menggunakan energi dari rumah. Filosofi rumah panggung misalnya. Terdapat
pentilasi pada rumah panggung atau pelindung yang menghalangi sinar matahari agar
tidak langsung menembus tembok sehingga suhu tidak terlalu panas masuk kerumah.
Kesederhanaan kearifan lokal ini yang bisa kita pelajari di masyarakat kota
untuk menerapkan kearifan lokal agar bijak memakai energi. Ini bisa diterapkan
di kota besar jika ada kepedulian dan kesadaran
Solusi: Lakukan
hemat listrik dari rumah.
3. Fenomena Langit Biru
Belum lama ini, langit biru menjadi viral dikalangan masyarakat. Di kota Jakarta misalnya, langit biru yang
nampak tentu saja menjadi momen yang membahagian karena selam ini langit Jakarta
biasanya berwarna abu-abu. Ini karena penurunan aktivitas transportasi, turunnya
mobilitas secara global. Pengaruh kendaraan yang kurang beroperasi menyebabkan
konsumsi bahan bakar minyak juga menurun. Tidak ada kemacetan, jalanan lengang.
Nah, menjadi PR bagi kita semua, bagaimana
cara supaya langit biru bisa jadi New normal.
Sering-seringlah memakai traspormasi publik dan mengurangi memakai
kendaraan pribadi.
4.
Energi Baru Terbarukan
Energi baru terbarukan adalah sumber
energi yang dapat diperbaharui terus. Contohnya perbandingan antara energi
fosil dan energi terbarukan. Energi
posil seperti batu bara, gas alam, minyak bumi.
Itu adalah sumber energi yang dihasilkan dari mengekstrak sumberdaya di
dasar bumi, mengambil minyak atau gas dan batu bara dari hasil penimbunan
mikrobiologis. Tentu saja ini jumlahnya
terbatas. Ada riset dari Institute of Technology, Hokkaido Jepang
yang menyebutkan bahwa sumber energi fosil akan habis 20 sampai 30 tahun kedepan. Tapi indonesia fokus ke energi terbarukan karena
indonesia banyak sekali sumber energi terbarukan seperti sinar matahari, angin,
air, gelombang laut, terma laut yang bisa di manfaatkan sebagai energi
terbarukkan terutama panas bumi.
Upaya Pemerintah dalam Menanggulangi
Kenaikan Pemakaian Listri Bagi Masyarakat
PLN membaca trend dari
penggunaan listrik masyarakat. Mereka tidak menurunkan daya karena otomatis terbayar
sesuai penggunaan. Tetapi berdasarkan hasil perubahan yang terjadi pada saat PSBB, otomatis konsumsi listrik meningkat. Akhirnya harga listrik menjadi lebih
tinggi. Berbeda dengan orang yang
listriknya bersubsidi.
Kota
kecil pun merasakan dampak ini. Perubahan gaya hidup sangat tidak mudah diterapkan. Pola konsumsi, bijak terhadap energi, juga adanya pamvir
energi seperti dvd, tv, komputer, laptop yang terkadang lupa mencabutnya dari
colokan. Ini jelas akan berdampak besar terhadap penggunaan energi. Konsumen harus sadar terhadap pola konsumsi
yang berkelanjutan.
Saya sudah berbagi pengalaman soal
climate change. Anda juga bisa berbagi
dengan mengikuti lomba blog “Climate Change” yang diselenggarakan KBR (Kantor
Berita Radio) dan Ibu-Ibu Doyan Nulis. Syaratnya, bisa Anda lihat disini:
Tulisan ini diikutkan lomba blog KBR
4 komentar
Mantaap mbaak ulasannyaa, selama pandemi ini pemakaian listrik meningkat dua kali lipat mbak di rumah karena full untuk kerja dan ponakan juga nonton tv. Tp alhamdulillah untuk penggunaan sampah plastik hampir hanya 5% karena kalau belanja ke luar pasti bawa kantong plastik kecuali kalau beli gorengan gtu abangnya pasti kasih kantong plastik huhu harusnya bawa Tupperware juga yaa. .
BalasHapusIya mbak. Saya biasanya klo belanja di warung2 gitu, klo masnya mau ngasi kantong plastik, aku tolak. Biar masnya juga tau gimana rasanya di tolak hahahahaa..
HapusEnak banget rumahnya rindang ya kaak.
BalasHapusc909s8twlhh244 dildos,dildos,sex chair,wholesale sex toys,silicone sex doll,penis sleeves,male sex doll,horse dildo,Bullets And Eggs o576m6litcb318
BalasHapus