Tenda biru/TPS 007 = Tangisan Bocah

11.09.00


       Banyak orang lalu lalang dengan kesibukan yang sama, menuju suatu pesta/hajatan besar yang belakangan ini ramai di perbincangkan orang yaitu Pesta Demokrasi. Mereka berpakaian rapi dengan dandanan yang beragam. Ada yang berdandan biasa biasa saja, ada juga yang berdandan lebih dari biasanya. Tidak ada yang berpakaian pesta ataupun berpakaian adat dengan segala pernak perniknya. Semua tampil biasa biasa saja.
      Sudah menjadi tradisi masyarakat umum dalam menyelenggarakan suatu pesta atau hajatan selalu ada tenda biru (bisa juga warna lain). Pesta kali ini tidak menyediakan musik seperti biasanya. Tidak juga menyuguhkan beragam makanan mulai dari makanan khas daerah/makanan tradisional maupun makanan nasional ditambah lagi dengan makanan penutup berupa buah buahan atau es cream. Tenda biru kali ini tidak lain adalah TPS (Tempat Pemungutan Suara) yang hanya menyuguhkan 4 kertas suara mulai dari DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten.
       Saat memasuki salah satu tenda biru/TPS 007 membran tymphani saya menangkap suara isak tangis seorang bocah berbaju biru. Tanpa menunggu perintah dari otak secara refleks saya menoleh ke kiri, rupanya bocah itu sedang menarik narik kaki baju ibunya dan ibunya hanya tertawa sambil melangkah hendak meninggalkan TPS 007. Naluri keibuan saya mengantarkan saraf motorik yang menggetarkan bibirku untuk tersenyum kepada ibu sang bocah berbaju biru sambil menyelidik dan mencari tau alasan kenapa menangis. Si bocah itu makin histeris ingin kembali masuk ke tenda biru/ TPS 007 dengan alasan belum makan.
       Owalaaahhh........ Rupanya si bocah ini berpikir bahwa pesta ini sama dengan pesta yang sering dia kunjungi bersama orang tuanya yaitu pesta yang menyediakan beragam makanan dan minuman. Hhhmmm..... Akupun tertawa kecil melihat kelakuan si bocah. dalam hati aku bergumam "Semoga saja tangisan si bocah berbaju biru bukan pertanda bakal ada tangisan rakyat 5 tahun ke depan".

#AO/09-04-14
Sungguminasa

You Might Also Like

0 komentar

About Me

Like us on Facebook