Menulis dan Menembus Penerbit
20.38.00
Diskusi kali ini di JUKU Wisma Kalla bersama Windy
Ariestanty. Seorang penulis yang kaya
akan imajinasi dengan ide-ide cemerlangnya telah menghipnotis kami beberapa hari yang lalu dalam acara
Makassar International Writers Festival (MIWF).
Windy Ariestanty beberapa kali mengisi acara pada even tersebut,
diantaranya adalah Meet The Publishers, Travel beyond destinations and how to
craft your travel stories dll.
MIWF berlangsung dari tanggal 4 s/d 7 Juni 2014. Tetapi, pada hari sabtu malam 7 mei 2014 saat
sedang membuka salah satu media sosial (Twitter) secara tidak sengaja mendapat
informasi bahwa Windy Ariestanty akan berada di JUKU wisma kalla dan menyempatkan
diri berdiskusi dengan kami penggemarnya J (Cieee.... colek2 Windy) sebelum menuju Sultan
Hasanuddin Airport. Spontan aku
mention@AkberMKS sebagai sumber berita.
Esoknya tanpa menunggu konfirmasi balik dari @AkberMKS
aku langsung tancap gas ke wisma kalla.
Tepat pada pukul 13.20 Windy muncul dengan gaya khasnya yang selalu
SMART. Sebuah travel bag ditangan
kanannya serta sebuah kardus yang sudah
bisa di tebak isinya (pasti ole-ole khas makassar, maaaf klo salah J ). Dengan senyum ramahnya windy menyapa
kami. Yaahh.... tentu saja kami balas
sapaannya dong dengan senyum yang tak kalah ramahnya (hiihihii....).
Akhirnya diskusi dimulai dengan presentasi dari Windy
tentang “Menulis dan Menembus Penerbit”.
Windy mengawali presentasi dengan memberikan stimulan berupa pertanyaan
dasar kepada peserta. Misalnya apa tujuan anda menulis, apa yang
melatarbelakangi anda menulis dll. Menurutnya
jika ingin menjadi penulis maka menulis, menulis dan menulislah. Menulis bisa dilakukan dimana saja. Dimanapun anda mendapatkan ide-ide kecil
tulislah pada secarik kertas kecil dan simpan dalam lipatan dompet. Suatu saat saat catatan kecil itu bisa anda
kembangkan untuk sebuah cerita yang menarik dan bisa dibaca oleh banyak
orang.
Windy juga banyak memberikan gambaran bagaimana penulis yang baik karena materi yang
diberikan lebih mengarah kepada hubungan antara penulis dan penerbit. Seorang penulis yang baik dan santun tidak
akan memberikan naskahnya kepada beberapa penerbit lain tanpa ada pemberitahuan
kepada penerbit yang telah menerima naskahnya untuk di seleksi di meja
editor. Kesabaran sangat disarankan
kepada penulis untuk menunggu konfirmasi dari penerbit berkaitan dengan
naskah-naskah yang telah terkirim. Hubungan
baik antara penulis dan penerbit perlu terjaga.
Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam hal
pengiriman naskah:
1.
Naskah
diketik rapih
Sekalipun tulisan tangan cantik dan rapih, itu tidak
disarankan untuk pengiriman naskah tulis tangan ke penerbit
(hihihii.....sungguh terlalu).
Manfaatkanlah teknologi yang ada karena tulisan tangan bisa saja tidak
dimengerti oleh sang editor. Jadi, disarankan
untuk mengetik rapih naskahnya untuk dikirim ke penerbit
2.
Lampirkan
sinopsis
Jangan sampai sang editor bosan membaca sinopsis yang
sampai 8 lembar hehee... karena itu bukan sinopsis. Buatlah sinopsis yang ringkas tetapi mencakup
keseluruhan cerita.
3.
Berikan
beberapa alasan mengapa naskah itu harus terbit
Anda bisa memberikan alasan yang tepat dengan cara
menggambarkan beberapa keunggulan naskah anda dibandingkan dengan beberapa buku
yang pernah anda baca.
4.
Naskah
dikemas rapih
Buatlah naskah anda secantik mungkin untuk menarik
perhatian sang editor. Mungkin bisa
diberikan aksesoris sebagai pembeda dengan naskah yang lain. Tapi ingat...
jangan norak xixixii....
5.
Jangan
lupa mencantumkan Nama, Alamat, Nomor HP dll sebagai identitas anda untuk
mempermudah penerbit menghubungi anda jika naskah anda terpilih untuk di
publish (Punna Upa = jika beruntung hahaaa...)
6.
Buatlah
judul
Waduh..... gimana ya, kalau tulisan tanpa judul? Atau
pengen ngikut salah satu lagunya iwan fals “belum ada judul”? kalau lagu sih
mungkin saja, tetapi dalam pengiriman naskah sangat tidak di sarankan. Ingat,
jangan lupa buat judulnya.
7.
Telponlah
editor pada saat yang tepat
Jangan menelpon sang editor pada saat sedang sibuk atau
lagi meeting, saya pastikan anda bakal kena semprot (maaf canda). Jagalah hubungan yang baik dengan editor.
Buatlah suasana senyaman mungkin untuk bisa mengobrol dengan editor. Sms
sebelum menelpon untuk membuat janji jam berapa bisa menelpon. mungkin ini
adalah solusi yang baik dan santun.
Hanya ini yang bisa saya share kepada teman-teman, ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Windy Ariestanty atas transformasi
ilmunya tentang kiat-kiat menulis sehingga tulisan ini bisa saya buat. Walaupun pada saat ingin mempublish tulisan
ini di media sosial perlu pertarungan rasa antara PeDe dan MaLu hahahaa....
(sambil tutup muka dengan sebelah telapak tangan karena tangan yang satunya
lagi sedang menari di keybord laptop, xixixii....). Windy....JanganKI lupaKI
Makassar KODONG! Nah J
Terima kasih kepada adek-adek panitia MIWF, sungguh...!!!!
acaranya Mantapp bangat!!
Salam Sukses untuk SEMUA.
0 komentar