The Naked Traveler di Layar Lebar
12.16.00pic by naked-traveler.com |
Kalau Kita Benar-Benar Menginginkan Sesuatu, Pasti Ada Jalannya. Kalimat yang tercetak miring tebal-tebal ini adalah salah satu ungkapan hati Trinity dalam film layar lebar yang berjudul “The Nekad Traveler”. Di film ini, Trinity benar-benar membuktikan mukjizat dari kalimat itu melalui kisah perjalanannya. Film ini diangkat dari sebuah kisah nyata yang telah diabadikannya dalam bentuk buku berseri dengan judul yang berbeda satu huruf saja pada film ini yaitu “The Naked Traveler”. Yah, kisah perjalanan Trinity yang terkesan nekad dan mampu menghipnotis para pembacanya.
Film
yang di garap oleh rumah produksi Trinity Production yang
di bintangi oleh Maudy Ayunda (Trinity) dan Hamish Daud (Paul) ini
melakukan shuting di 3 negara yaitu Filipina, Indonesia, dan Maldives. Yang lebih mengesankan lagi adalah beberapa
adegan dalam film ini dilakukan di beberapa tempat di seputar Makassar yakni
Rammang-Rammang, Rotterdam, Coto Gagak, dan Wisma Jampea.
Teringat
beberapa tahun lalu, saya sempat berjumpa dengan Trinity selama beberapa hari pada
event MIWF (Makassar International Writers Festival) di Makassar dengan pusat
kegiatan berada di Rotterdam. Saat acara Meet Up berlangsung di Gramedia Panakkukang Mall, Trinity sempat membocorkan
infomasi bahwa suatu hari kelak, buku The
Naked Traveler akan diangkat ke layar lebar. Ucapan ini langsung di sambut gembira dengan tepuk
tangan dan harapan dari para penggemarnya. Sejak itu pula saya tidak sabar dan selalu berharap
agar proses pembuatan film ini di perlancar agar saya dan penggemar lain bisa segera
menontonnya.
Nah,
tanpa sengaja saat saya lagi asyik browsing
internet sambil sesekali membuka wall fb, terlihat salah seorang teman memposting
rencana nonton bareng film The Nekad
Traveler. Saya terlonjak kaget dan
bergumam dalam hati, “kok saya gak tau ya klo The Nekad Traveler telah main di bioskop?”. “iih.. ketinggalan informasi saya”. Tanpa pikir panjang, saya langsung membuat
janji dengan diri sendiri kalau untuk nonton film yang satu ini, tidak boleh
pakai di tunda-tunda. Akhirnya keesokan
harinya setelah mengikuti salah satu event
di hotel Grand Clarion Makassar, saya dan beberapa teman blogger langsung
meluncur menuju XXI TSM (Trans Studio Mall).
Trinity
adalah seorang traveler nekad yang apapun akan di pertaruhkan untuk memenuhi
hasrat dan keinginannya untuk jalan-jalan.
Resign dari tempat kerja
bahkan menunda jodoh adalah salah satu bukti kenekatannya dari sekian banyak
kenekatan (dibaca naked). Butuh nyali
yang besar untuk berdamai dengan kedua bentuk kenekatan ini. Salah satunya adalah berani resign dari tempat kerja hanya karena ingin
memenuhi hasrat dan keinginan menggapai cita dari sebuah hobbi jalan-jalan. Satu lagi kenekatan Trinity yang paling
fenomenal adalah jalan-jalan selama SETAHUN
(wow.... kereeeennn mbaaakkk).
Kadang tubuh di sini hati di sana, kadang hati di sini tubuh entah di
mana. Seperti itulah gambaran perasaan seorang
Trinity dalam film ini jika keinginan untuk traveling tidak bisa terlaksana
karena pekerjaan kantor dan masa cuti yang telah habis. Bekerja untuk ngupulin duit buat jalan-jalan
adalah hal yang menjadi rutinitasnya setiap hari. Tetapi baginya, kerja di kantor adalah hal yang
paling membosankan. Untuk itu dia selalu
berharap suatu hari nanti bisa jalan-jalan sambil bekerja.
Gayungpun
bersambut, setelah resign dari tempat kerja dan fokus jalan-jalan sambil
menuliskan kisah-kisah perjalanannya, mulailah muncul satu-satu tawaran
kerjasama dan akhirnya semakin banyak tawaran yang datang padanya dalam bentuk
tulisan traveling. Kesan manis pahitnya
perjalanan selama traveling dari daerah yang satu ke daerah yang lain atau dari
negara yang satu ke negara yang lainnya tertuang dalam untaian kata yang lucu,
romatis, bahkan nekad dan mengharukan melalui blog pribadinya naked-traveler.com. Sampai akhirnya Trinity berhasil me-launching
sebuah buku yang melambungkan popularitasnya yaitu buku ‘The Naked Traveler”.
Percaya
bahwa kebaikan itu akan selalu datang kapanpun dan dimana pun kita berada
menjadi alasan solo travelingnya. Solo
traveling dominan dia lakukan ketimbang jalan-jalan bareng bersama
teman-temannya. Menurutnya, di perjalanan
kan bisa bertemu dengan orang banyak dan bersilaturami sehingga bisa menambah
teman di perjalanan. Atau bisa jadi di
tengah perjalan bertemu dengan sesama traveler dan akhirnya jalan bersama. Ini telah di buktikan sepanjang perjalanan
solo travelingnya di film ini.
Selalu
ada jalan untuk traveling selama ada niat, usaha dan doa. Ini terbukti setelah Trinity menerima pesan
email dari seseorang yang tak dikenalnya.
Mr X adalah orang yang
menjadi sosok misterius hingga kini dan Mr X itulah yang telah bersedia memfasilitasi
perjalanannya sampai kepada sebuah destinasi yang telah lama di idamkannya dan
hanya bisa mengendap pada bucket list
destinasi yang akan dikunjunginya bernama MALDIVES.
Kemanapun Kaki Melangkah, Rumahku Indonesia.
Kalimat yang hadir diakhir film ini sungguh luar biasa. Kecintaan terhadap tanah air tidak akan
pernah pudar dengan segala bentuk keindahan yang disuguhkan oleh beberapa
destinasi dari berbagai negara yang pernah dikunjunginya.
Nonton bareng teman-teman blogger Makassar |
14 komentar
Waaa, aku suka bukunya.
BalasHapusPercaya dengan usaha untuk meraih keinginan eh cita-cita. Lalu kapan aku traveling lagi....
Hayyoo mbaa... traveling lagi...
HapusSeruuu yaa filmnya, apalagi ada wajah Makassar di dalamnya.
BalasHapusIyah, sepertinya Trinity punya hubungan emosional dengan Makassar yaah (ahh... semoga). terbukti sudah beberapa kali berkujung ke Makassar. bennar kan Mbaa Trinity..???? #ngarep euuyy
Hapussaya pernah baca bukunya.. dan cukup bikin iri.. di filmnya sama ya sama bukunya... pastinya dengan tambahan pemandangan alam indonesia
BalasHapusBukunya lengkap. Klo di film inj bbrp bagian cerita sepertinya di cut mba
Hapusgang saya juga ke XXI waktu itu tp ga nobar ki di ahahaha beda film, keren tawwa ini saya akhirnya nonton hhihi
BalasHapusIya Qiah... knp ndk skalian nonton bareng ya kita waktu itu
HapusMantap
BalasHapusMakasih bu Dawiah
HapusSaya udah baca bukunya, penasaran deh sama Filmnya
BalasHapusSeru mba filmnya nih
Hapussaya malah salah fokus sama kak aby yg dlu gak pake hijab kok brasa kurasan yah? apa prasaan aku ajah? hehe : )
BalasHapusAaahh.... skh mah nambah bobotnya yun...
Hapus