Lintas Komunitas Kreatif
09.08.00
Sumber foto : dok pribadi |
Beberapa waktu lalu, saya menghadiri
acara “Lintas Komunitas Kreatif” bersama perwakilan beberapa komunitas kreatif di Kota Makassar. Bertempat di DiLo (Digital Lounge}Jln. Dr Sam
Ratulangi No 68 Kota Makassar. DiLo adalah
tempat/sarana atau wadah untuk mengembangkan kreatifitas. Tempat ngumpulnya
anak muda kreatif di Kota Makassar khususnya dibidang Industri Digital.
Acara yang mengusung tema “Lintas
Komunitas Kreatif” yang menghadirkan beberapa pembicara diantaranya adalah : Arianto
Burhan Makka. Zulkarnain Basri, Zulkifli AT, dan Kasman Suherman. Kegiatan ini bertujuan untuk sharing sesama
komunitas kreatif agar bisa membangkitkan daya dan kemampuan untuk memunculkan
ide-ide baru yang kreatif .
1. Arianto Burhan Makka, Wakil Ketua Hipmi (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Sulawesi
Selatan, Ketua Badan Pengusaha Pemuda Pancasila Sulawesi Selatan), mengatakan bahwa kegiatan komunikasi kreatif harus sering-sering dilakukan untuk saling
memberikan spirit antar komunitas kreatif. Penekanannya pada intensitas pertemuan yang terpenting adalah saling mencari permasalahan dan mencari solusi.. sebab bisnis kreatif Sulawesi Selatan telah
menduduki peringkat ke 5 sebagai provinsi dengan tingkat
ekonomi kreatif lainnya. Ini
preatsi yang cukup membanggakan sehingga kita perlu meningkatkannya lagi dengan
lebih terarah.
Jepang,
diera pasca bom atom di Hirosima luluh lantak dalam segala bidang termasuk
bidang ekonomi. Masyarakatnya tidak
tinggal diam. Ide-ide kreatif
bermunculan dimana-mana dengan membentuk kelompok-kelompok kecil yang dibentuk
bukan oleh pemerintah. Sejak itu, Jepang bisa bertumbuh bukan karena kekuatan pemerintahnya
tapi karena
semangat juang anak-anak mudanya. Diakhir
kalimatnya, Arianto menitip pesan bahwa dia membuka ruang sebesar-besarnya untuk diskusi seputar dunia
bisnis.
2. Zulkarnain Basri, (Dosen,
Motivator Bisnis, dan Wirausahawan), Dalam materinya menekankan pada pentingnya berkolaborasi antara pegiat
bisnis, komuniatas, akademisi dan pemerintah
Dengan berkolaborasi akan menciptakan satu kekuatan dalam membangun
bisnis. Zulkarnain memilih Kota Bandung
sebagai bahan perbandingan yang ekonomi kreatifya berkembang sehingga menguasai pasa
Asia, itu karena adanya kolaborasi. Di makassar sendiri sistem kolaborasi masih
menjadi momok karena para pelaku ekonomi kreatif. Ego sektoral yang masih tinggi merupakan salah satu kendala dalam membentuk
sistem kolaborasi. Padahal
potensi Kota
Makassar sangat sangat besar
untuk ekonomi kreatif dalam bidang
kuliner dan kerajinan di antara 16 ekonomi kreatif lainnya di sulawesi selatan. Untuk
itu mari hilangkan ego sektoral untuk segera berkolaborasi.
3. Zulkifli AT, (CEO of Sahaba’ Kreatif) Bagaimana mengubah mindset bahwa orang makassar adalah
orang yang suka demonstrasi menjadi orang-orang yang kreatif. Makassar harus menjadi kota kreatif dan salah satu wadah yang
dapat membentuk atau mengasah jiwa kreatifitas anak mudanya tempatnya ada di diLo.
Seperti
yang dikatakan Zulkarnain, Zulkifli juga mengatakan bahwa ego sektoral Bugis Makassar sangat kuat, sehingga tidak ada semangat untuk bersama-sama (berkolaborasi).
Kadang-kadang
dalam berbisnis kita mengalami kebuntuan ide sehingga kita perlu sharing dengan
orang lain untuk mencari solusi dari setiap permasalahan. Tentu saja dalam sharing tersebut kita harus
pandai membidik orang sesuai bidang permasalahan yang ada. Jika sudah menemukan ide, lakukan action secepatnya
untuk bisas sukses sebab orang sukses dan orang punya ide itu beda. Bedanya orang sukses dengan orang punya ide
itu adalah dari actionnya. Ide tanpa action sama saja dengan sampah (candanya)
4. Kasman
Suherman, (Pemenang StartUp Worldcup Competition http://www.tiketbusku.com yang selanjutnya
akan maju ke kompetisi SU WCC di Jakarta mewakili Kota Makassar dalam event
Startup World Cup 2017). Anak muda kreatif
ini bercerita tentang bagaimana awal dia merintis startupnya. Suatu ketika dia disibukkan dan dirugikan
waktu dan tenaga hanya untuk mencari tiket bus yang berakhir sia-sia karena
tiket bus ternyata sudah terjual semua. Disitulah
mulai muncul ide untuk membuat website tentang penjualan tiket online.
2 komentar
kak abi ini yang kita bilang siswa ta di?mantap tawwa
BalasHapusiyyaa.. itu yang paling kiri. gondrong hehee
BalasHapus