Kado Akhir Tahun Anakku “Sebuah Toga Hitam”

Isma Mayasari

Pernah gak kebayang dibenak anda, suatu hari kelak akan melihat anak berdiri di depan mata menggunakan toga pertamanya? Bisakah anda melukiskan bagaimana perasaan anda jika hal itu benar-benar terjadi? Bagiku hanya satu kata, BAHAGIA........

Hari ini 28 Desember 2016 di Grand Clarion Hotel Makassar, telah tercatat sejarah baru dalam hidup anak saya.  Yaah.... Toga Wisuda berwarna hitam itu telah dia kenakan sebagai pertanda bahwa di belakang namanya telah bertambah satu gelar akademik yang telah berhasil diraihnya selama kurang lebih 4 tahun berjuang di bangku kuliah.  Ini tidak mudah, sebab dalam prosesnya waktu 4 tahun telah menyisakan banyak cerita suka dan duka.  Didalamnya ada do’a, usaha dan kerja keras serta pengorbanan cinta dan kasih sayang yang terformulasi menjadi satu kekuatan dalam menjalani kehidupan yang semakin keras ini.

Maya kecil telah hadir bersama saya sejak 21 tahun yang lalu.  Anaknya lucu, centil, manja, dan cerewet.  Seiring berjalannya waktu, tanpa saya sadari, maya kecilku kini telah tumbuh dan bermetamorfosis menjadi sosok seorang gadis dengan pribadi yang lebih bertanggungjawab, dewasa dalam berpikir dan bertindak.  Di dirinya kutemukan one power untuk terus berjuang melawan arus kehidupan yang kadang kala tidak berpihak kepada kami.  Telah menguatkanku dalam segala hal, termasuk membangun mimpi dan meraihnya dengan segala keterbatasan yang kumiliki. 

Isma Mayasari, S.Pd. Adalah sebuah kebahagiaan yang tak bisa saya lukiskan saat melihat namanya tertera dalam satu lembar kertas yang dilegalitas oleh instansi tertentu.  Bulir air mata tak mampu saya sembunyikan.  Airmata Bahagia. Disela-sela acara wisuda berlangsung, saya menyempatkan menulis catatan ini dalam rasa haru yang mendalam. Saya tak menyangka telah melewati waktu sebanyak ini bersamanya. Berdua mengarungi gelombang kehidupan yang kadang menghempaskan kami tanpa ampun. Tetapi, kami selalu bangkit lagi dan lagi untuk bertahan karena kami percaya akan kekuatan do’a yang di barengi dengan ikhtiar.  

Dalam kebersamaan, nasehat hampir tak pernah lepas.  Saya yakin setiap ibu mempunyai cara yang berbeda dengan tujuan yang sama dalam mengasuh anak-anaknya. Membawa dan menuntun anak-anaknya menuju dan menaiki tangga kesuksesan satu per satu.  Nasehat seorang ibu mengandung energi tak terkalahkan untuk menyeret dan menaruh dunia dibawah talapak kaki anaknya. Pengharapan mulia orang tua sebagaimana Firman Allah : Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah do’aku. (QS. Ibrahim : 40)

Akhirnya, saya mengucapkan “Selamat dan Sukses Anakku”,  Jadilah pribadi yang lebih tangguh dan bertanggungjawab dari setiap sikap dan perbuatan.  Tetap disiplin dan bertutur kata yang sopan.  Selamat memasuki duniamu yang baru, baik pada dunia akademik dengan jenjang yang lebih tinggi atau menjemput impianmu pada dunia kerja yang lebih banyak menuai tantangan.  Jangan lupa bersyukur atas apa yang telah diraih sebab kesuksesan yang dibarengi dengan rasa syukur akan menimbulkan kebahagiaan. Nikmatilah hidupmu, apapun momennya. 

Sadar bahwa kesuksesan yang telah diraih itu mustahil tanpa bantuan orang lain yang merupakan bagian dari proses pencapaian,  untuk itu kepada AH, saya mengucapkan terima kasih banyak atas semuanya.  Semua kebaikan kepada  saya dan anak saya selama ini.  Semoga segala kebaikan itu tidak akan pernah saya lupakan dan mendapat balasan dari Allah SWT, Tuhan yang maha pemberi dan memaafkan.