Anda orang Makassar? Jangan ngaku klo
ndk pernah dengar issu film produksi anak Makassar yang lagi hitz saat ini
“Uang Panai”. Atau jangan-jangan masih
ada juga yah yang blom nonton film ini? Akh benarkah masih ada? Klo blom, ayo
buruan nonton. Dijamin deh film ini bakal ngocokin perut kamu ber hahahihi
(dibaca terpingkal-pingkal).
Salah satu film layar lebar produksi
anak Makassar yang mengangkat tema salah satu unsur budaya lokal Provinsi
Sulawesi-Selatan. Uang Panai merupakan syarat
yang wajib di penuhi sebelum mengikat janji suci dalam ikatan
perkawinan/pernikahan bagi budaya Bugis-Makassar. Tradisi ini dibicarakan lebih awal dengan
pihak keluarga kedua calon mempelai setelah pinangan disepakati oleh pihak
keluarga perempuan. Sebelumnya, calon pempelai laki-laki atau pihak keluarga
laki-laki lebih dulu mengutarakan niat baiknya kepada orang tua calon mempelai
perempuan bahwa dalam rentan waktu tertentu secara resmi akan melamar sang
calon mempelai perempuan (dibaca: ma’manu-manu). Namun, pinangan yang telah resmi dan sudah
diterima oleh pihak perempuan pun bisa saja gagal di sebabkan oleh ketidak
sanggupan pihak laki-laki memenuhi syarat pernikahan karena buadaya Uang Panai
karena terlalu mahal.
Saya mengapresiasi film layar lebar Uang
Panai karya Anak Makassar. Sebagai warga
Makassar tentunya saya sangat bangga dengan kehadiran film ini yang sangat
menghibur dan menghipnotis para
penontonnya. Saya bahkan yakin yang tidak pernah masuk bioskop pun telah
terhipnotis untuk segera masuk bioskop dan menonton film ini. Melihat dari
penampilan dan aksen bahasa dari para penonton, saya berpikir bahwa penonton
ini datang dari segala penjuru wilayah Sulawesi Selatan. Terbukti setelah
melihat jumlah penonton yang membludak hingga hari ini. (Woww…. luar biasa)
![]() |
Foto: Nuniek Fardianty |
Saya juga senang dengan tokoh Anca dan
Tettanya. Karakter pribadi lelaki
Bugis-Makassar kental melekat pada perannya masing-masing. Harga diri adalah harga mati. Budaya Siri’ Na
Pacce tergambar dalam peran keduanya.
Budaya Siri’ Na Pacce itu sendiri adalah sebuah falsafah hidup yang
mengajarkan rasa malu dan harga diri atau kehormatan diri dan keluarga serta
memegang teguh kesetiakawanan dan persaudaraan.
Ini pun tergambar dalam lakon A&T sebagai sahabat Anca.
Sebagai seorang yang menyandang profesi
baru sebagai penikmat kopi, saya juga senang dengan tampilan sajian kopi di
film ini. Salah satu dialog dalam film
ini yang saya suka adalah, “Kopi boleh pahit, tapi hidup jangan”. Saya jadi teringat dengan kalimat seorang
teman ngopiku disuatu senja, “Kak Abby, kopi memang pahit, tapi tak sepahit
kehidupan”. Hhhmmm…. (STOP! jangan dilanjut, hehee…).
Ahaa … ada Kak Luna Vidya (hai kak
Luna), peran kak luna yang keibuan bangat dan memotivasi juga terbilang sukses
dengan aksen Makassarnya. Merangkul Risna dengan kalimat-kalimat motivasi nan
santun persis seperti keseharian seorang K Luna.
Nah, diakhir postingan ini, saya juga
ingin mengatakan bahwa cerita budaya Uang Panai cukup ter-gambar-kan dalam
cerita film layar lebar ini. Tetapi, sepanjang
saya mengikuti alur cerita film ini, saya blom merasakan pemahaman yang lebih
dalam tentang budaya Uang Panai. Sebab
dalam cerita ini, unsur budaya malah terkikis oleh unsur komedi dari si Abu dan
Tumming yang justru membuat film ini lebih hidup dan menuai banyak apresiasi
dari para penonton.
Ini terbukti setelah film selesai,
banyak dari para penonton yang terus meneriakkan hidup Abu, Hidup Tumming. Artinya
adalah A&T sukses dalam menjalankan perannya di film ini. Kesuksesan
A&T bisa disebabkan oleh beberapa factor. Karena A7T memang lucu dengan
aksen bahasa yang lenih kental dengan budaya Makassar atau disebabkan karena popularitas
keduanya sudah lebih sering memeriahkan layar Instagram para penonton di
smartphonenya melalui tayangan-tayangan video lucu dari A&T tersebut.
Tak lupa pula saya mengucapkan terima
kasih banyak kepada OPPO F1s http://www.oppo.com/id/smartphone-f1s yang bersedia sebagai sponsor buat saya nonton
film Uang Panai. maunya sih ambil foto di studio pakai Kamera OPPO F1s tapi blom punya. Makasih tiket
gratisnya. Tahu aja yah klo seorang Abby senang ma grentongan hahahaa…
Siapa lagi nih sponsor berikutnya???
Dak terhipnotis ja saya kaueee.. hahahaha. *Marah ta di'*. Lumayan lah buat film perdana buatan lokal. Not expected much, tapi mungkin itu yang membuat filmnya jadi lebih bisa dinikmati.
BalasHapushahahaa... cuman termehek mehek. trus yang ngakak disampingku siapaaa??? hahaha
HapusKalau aku jjur blm nnton filmnya, selain lebih suka film action jg malas atri sihh. Hehehe
BalasHapusFilmnya sebenarnya bagus cuma sdh terlalu banyak spoiler di sosmed jadi udah nggak menarik lagi, benci banget pada spoiler2 arghh.
Kemungkinan aku lebih milih WARKOP DKI RETURN, buat destinasi film yang akan aku nnton dalam waktu dekat. Sdh terlalu mainstream ini UANG PANAI.. Hehehe
ayoo nonton dulu filmnya. abaikan spoiler hehee
HapusJadi meu komen sesuai komen di atas: banyak spoiler waaahh, harus hati2 kalo mau review
BalasHapusjiaaahh.... dari pada penasaran, nonton ajaahh
Hapusuang panai ini emang lagi happening banget yaa
BalasHapusbenar lia.. dah nonton blom?
HapusBagus tulisannya kanda.
BalasHapusmakasih dinda ilyas
Hapussaya pengen banget nonton ini, tapi di surabaya gak ada gaungnya
BalasHapustemen2 yg asli makasar pada nanya ada nobar nggak.... jadi penasaran
Yuukk mbak Avy... Kemakassar nonton bareng hihihii
Hapus